Sate Padang Racikan Pak Icin di Simpang Tigo Magek
REPUBLIKA.CO.ID, Walau harus antri hampir satu jam lamanya, rasa penat akan segera terobati setelah menikmati sepiring sate--menu utama dan satu-satunya--Simpang Tigo-Magek ini.
Kenapa sih, rela-relanya mengantri selama itu hanya untuk sepiring sate? protes seorang teman. Wah, belum tahu dia kelebihan sate yang diracik oleh Pak Syamsir, 54 tahun, atau lebih dikenal dengan sebutan Pak Icin ini.
Bagi penggemar sate sepertinya wajib tahu sedikit 'satemologi' di tanah Padang. Sebenarnya ada beberapa jenis sate dari kawasan ini, pertama jenis sate yang berkuah kuning yakni Sate Padang dan Sate Padang Panjang.
Lalu, bila anda pernah menemukan menu dengan kuah berwarna kemerahan, maka itu adalah Sate Pariaman. Orang selain Padang biasanya hanya tahu satu nama, Sate Padang saja, meski kalau ditilik seksama warna kuah sebenarya berbeda.
Nah, untuk sate berkuah kuning, di tanah asalnya ada beberapa nama penjual yang terkenal yakni Sate Mak Aciak, Sate Mak Syukur, Sate Mak Datuak, Sate Danguang-Daguang dan Sate Mak Anjang. Sementara sate versi daerah Pariaman, nama direkomendasikan adalah Sate Ajo Laweh.
Lalu apa kelebihan Sate Simpang Tigo-Magek ini? Sate olahan tangan Pak Icin sedikit berbeda dengan sate-sate terkenal lain. Kuah sate Simpang tigo ini kental cenderung berwarn kecoklatan dan daging terasa manyih--sebutan orang Padang untuk manis. Rahasianya terletak pada daging yang digunakan yaitu daging sapi pilihan tanpa lemak yang dibalur dengan racikan bumbu khas nan aduhai.
Bahkan untuk oleh-oleh hingga dibawa ke luar daerah, sate ini tidak rewel, alias kuah tak menjadi encer. Tapi ada satu syarat, kuah dan sate harus dibungkus terpisah.
Saban hari Pak Icin membuka warung pukul 12.30 WIB. Kurang lebih 1000 tusuk sate ludes pada hari-hari biasa. Sedangkan pada hari libur lebaran, sekitar 5000 tusuk sate bisa langsung lenyap dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Sate besutan Pak Icin juga ramah di kantong. Hanya Rp12 ribu per piring anda sudah bisa menikmati 10 tusuk untuk anda sendiri, kecuali kalau anda merelakan satu, dua tusuk untuk orang lain tentu saja.
Biasanya orang-orang menyantap sate ini ditemani Kerupuk Jangek (kulit) atau Kerupuk Pulai, kerupuk khas daerah Magek yang diolah dari singkong bersama bumbu dan daun bawang lalu dijemur. Nah bagi Anda yang ingin mencicipi Sate Simpang Tigo-Magek, mampir saja ke Nagari Magek, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam. Letaknya kira-kira 9 KM dari pusat kota Bukittinggi.
Pak Icin juga bermurah hati membagi nomor telepon selulernya. jadi yang berminat dan ingin pesan sate berasa manyih nan aduhai tinggal telepon ke nomor 085263118864.
Kenapa sih, rela-relanya mengantri selama itu hanya untuk sepiring sate? protes seorang teman. Wah, belum tahu dia kelebihan sate yang diracik oleh Pak Syamsir, 54 tahun, atau lebih dikenal dengan sebutan Pak Icin ini.
Bagi penggemar sate sepertinya wajib tahu sedikit 'satemologi' di tanah Padang. Sebenarnya ada beberapa jenis sate dari kawasan ini, pertama jenis sate yang berkuah kuning yakni Sate Padang dan Sate Padang Panjang.
Lalu, bila anda pernah menemukan menu dengan kuah berwarna kemerahan, maka itu adalah Sate Pariaman. Orang selain Padang biasanya hanya tahu satu nama, Sate Padang saja, meski kalau ditilik seksama warna kuah sebenarya berbeda.
Nah, untuk sate berkuah kuning, di tanah asalnya ada beberapa nama penjual yang terkenal yakni Sate Mak Aciak, Sate Mak Syukur, Sate Mak Datuak, Sate Danguang-Daguang dan Sate Mak Anjang. Sementara sate versi daerah Pariaman, nama direkomendasikan adalah Sate Ajo Laweh.
Lalu apa kelebihan Sate Simpang Tigo-Magek ini? Sate olahan tangan Pak Icin sedikit berbeda dengan sate-sate terkenal lain. Kuah sate Simpang tigo ini kental cenderung berwarn kecoklatan dan daging terasa manyih--sebutan orang Padang untuk manis. Rahasianya terletak pada daging yang digunakan yaitu daging sapi pilihan tanpa lemak yang dibalur dengan racikan bumbu khas nan aduhai.
Bahkan untuk oleh-oleh hingga dibawa ke luar daerah, sate ini tidak rewel, alias kuah tak menjadi encer. Tapi ada satu syarat, kuah dan sate harus dibungkus terpisah.
Saban hari Pak Icin membuka warung pukul 12.30 WIB. Kurang lebih 1000 tusuk sate ludes pada hari-hari biasa. Sedangkan pada hari libur lebaran, sekitar 5000 tusuk sate bisa langsung lenyap dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Sate besutan Pak Icin juga ramah di kantong. Hanya Rp12 ribu per piring anda sudah bisa menikmati 10 tusuk untuk anda sendiri, kecuali kalau anda merelakan satu, dua tusuk untuk orang lain tentu saja.
Biasanya orang-orang menyantap sate ini ditemani Kerupuk Jangek (kulit) atau Kerupuk Pulai, kerupuk khas daerah Magek yang diolah dari singkong bersama bumbu dan daun bawang lalu dijemur. Nah bagi Anda yang ingin mencicipi Sate Simpang Tigo-Magek, mampir saja ke Nagari Magek, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam. Letaknya kira-kira 9 KM dari pusat kota Bukittinggi.
Pak Icin juga bermurah hati membagi nomor telepon selulernya. jadi yang berminat dan ingin pesan sate berasa manyih nan aduhai tinggal telepon ke nomor 085263118864.
www.gosipku.co.cc