Sleman (ANTARA) - Lokasi sekitar rumah jurun kunci Gunung Merapi Ki Surakso Hargo atau Mbah Maridjan di Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman yang luluh lantak diterjang awan panas saat ini menjadi favorit para wisatwan yang berkunjung di daerah tersebut.
"Hampir setiap hari ratusan wisatwan minta diantar ke lokasi rumah Mbah Maridjan dan sekitarnya, bahkan jika hari libur jumlah wisatawan melonjak sangat tinggi," kata pemandu wisata lokal Sunardi (40) warga Ngrangkah, Umbulharjo, Cangkringan, Rabu.
Menurut dia, jalan menuju lokasi tersebut medannya cukup sulit untuk kendaraan bermotor maka warga Kinahrejo dan Ngrangkah serta beberapa warga di Desa Umbulharjo menawarkan jasa ojek.
"Tarif ojek ini cukup Rp20 ribu sekali jalan, dan wisatwan diantar dan dipandu ke seluruh penjuru Ngrangkah dan Kinahrejo sepuasnya, termasuk jika ingin berfoto di lokasi yang menarik juga akan kami tunjukkan," katanya.
Ia mengatakan, jika tidak menggunakan jasa ojek maka wisatawan harus berjalan kaki sejauh sekitar 1,5 kilometer menuju lokasi tersebut.
"Warga sengaja melarang kendaraan naik ke Kinahrejo agar tidak terjadi penumpukan kendaraan, selain itu kondisi geografis Kinahrejo saat ini cukup curam dan akses jalannya sempit sehingga tidak mungkin semua kendaraan bisa naik," katanya.
Kendaraan semua parkir di Ngrangkah, kemudian naik ke Kinahrejo dengan jalan kaki atau ngojek, tambahnya.
Sunardi mengatakan, dalam sehari seorang penarik ojek bisa mengantarkan 10 orang pengunjung.
"Saat ini ada belasan penarik jasa ojek yang siap di portal masuk Kinahrejo yang bekerja secara bergantian. Uang hasil ojek masuk kas desa dan sebagian untuk biaya operasional kendaraan dan makan," katanya.
Salah seorang pengunjung Josep (24) warga Pringgolayan, Kecamatan Banguntapan, Bantul mengatakan, dirinya memilih jasa ojek menuju rumah almarhum mbah Maridjan karena sudah tidak mampu jalan jauh dan menanjak.
"Lebih baik naik ojek dari pada jalan kaki jauh dan melelahlah. Dengan ojek ternyata bisa diantar ke mana-mana sesuka saya. Selain itu saya juga dipandu sehingga tahu daerah mana yang rawan dan bahaya longsor," katanya.
"Hampir setiap hari ratusan wisatwan minta diantar ke lokasi rumah Mbah Maridjan dan sekitarnya, bahkan jika hari libur jumlah wisatawan melonjak sangat tinggi," kata pemandu wisata lokal Sunardi (40) warga Ngrangkah, Umbulharjo, Cangkringan, Rabu.
Menurut dia, jalan menuju lokasi tersebut medannya cukup sulit untuk kendaraan bermotor maka warga Kinahrejo dan Ngrangkah serta beberapa warga di Desa Umbulharjo menawarkan jasa ojek.
"Tarif ojek ini cukup Rp20 ribu sekali jalan, dan wisatwan diantar dan dipandu ke seluruh penjuru Ngrangkah dan Kinahrejo sepuasnya, termasuk jika ingin berfoto di lokasi yang menarik juga akan kami tunjukkan," katanya.
Ia mengatakan, jika tidak menggunakan jasa ojek maka wisatawan harus berjalan kaki sejauh sekitar 1,5 kilometer menuju lokasi tersebut.
"Warga sengaja melarang kendaraan naik ke Kinahrejo agar tidak terjadi penumpukan kendaraan, selain itu kondisi geografis Kinahrejo saat ini cukup curam dan akses jalannya sempit sehingga tidak mungkin semua kendaraan bisa naik," katanya.
Kendaraan semua parkir di Ngrangkah, kemudian naik ke Kinahrejo dengan jalan kaki atau ngojek, tambahnya.
Sunardi mengatakan, dalam sehari seorang penarik ojek bisa mengantarkan 10 orang pengunjung.
"Saat ini ada belasan penarik jasa ojek yang siap di portal masuk Kinahrejo yang bekerja secara bergantian. Uang hasil ojek masuk kas desa dan sebagian untuk biaya operasional kendaraan dan makan," katanya.
Salah seorang pengunjung Josep (24) warga Pringgolayan, Kecamatan Banguntapan, Bantul mengatakan, dirinya memilih jasa ojek menuju rumah almarhum mbah Maridjan karena sudah tidak mampu jalan jauh dan menanjak.
"Lebih baik naik ojek dari pada jalan kaki jauh dan melelahlah. Dengan ojek ternyata bisa diantar ke mana-mana sesuka saya. Selain itu saya juga dipandu sehingga tahu daerah mana yang rawan dan bahaya longsor," katanya.
I Love you Full